Thursday, September 9, 2010

Facebook? More like, I'm-done-with-this-thing!

Liat kan judul post ini? Yap, sekarang gue mau ngebahas soal Facebook, sebuah fenomena dunia. Walaupun begitu, pamornya mulai menurun, mengapakah begitu?

(Pertanyaan di atas memang rada stupid. Ya pasti liat lah, mana ada orang buta bisa liat hal hal yang ada di layar komputer ya nggak? Kecuali lu mau bikin layar dengan sistem braille, pasti akan sangat membantu para orang buta untuk memiliki wawasan yang lebih luas terhadap dunia. Iya iya, gue tau gue sok bijak.)

Back to masalah Facebook.

Facebook adalah fenomena dunia. Penggunanya aja dari kutub utara sampe kutub selatan. Gue sempet tergila gila banget sama situs sosial ini.

Jujur, gue paling nggak tahan ngeliat gadget baru or something related to the internet. Kayak BlackBerry nyokap gue, yang sering mainin malah gue bukan yang punya. Terus bokap pulang dari kantor bawa kamera SLR, gue langsung girang sampe loncat indah dari lante 5 gedung WTC. Yang sekarang gue lagi aktif, Twitter (@gitadeux), gue update terus statusnya apapun caranya. Diem diem beli pulsa tambahan (thanks to mbak yang udah ngebantuin gue beliin pulsanya pake duit jajan seminggu gue), minjem hape nyokap tanpa bilang bilang, sampe buka website unblocker di perpustakaan sekolah (sekolah gue emang strict. Semua situs jaringan sosial diblock dan sumpah, that's freaking annoying). Tapi gue udah mulai jarang ngelakuin itu. Kalo ketauan sama Ms. Mariza, gue bisa didamprat habis habisan. Dia vice principal sekolah gue dan beliau kenal sama gue. Nanti kalo ketauan pasti diomelin gini;

"You're a Student Council officer. Why don't you give a good example for your friends? WHY DON'T YOU GIVE A FREAKING GOOD EXAMPLE FOR YOUR FRIENDS?" *banting meja*

Oke. Ganas.

Nah, back to Facebook.

Jadi kita tau gunanya Facebook sebagai situs jaringan sosial. Mendekatkan yang nan jauh di mato (tapi menjauhkan yang dekat. Trust me, it really does).

ItalicFact: This thing is great for stalking. Guaranteed.

Sebagai situs sosial, situs ini memiliki beberapa keunggulan dibanding situs situs sosial lainnya. Seperti quizes, games, interviews and fan pages. This is one of the example of the applications I've mentioned, an application so called Friend Interview;

Watch what you're writing. They ended up being killed by me. JK though.

Saat pertama tama, Facebook looks so simple and easy to use. But now? NO. BIG NO. HELL NO. YES, NO. Sekarang semuanya jadi membingungkan. Bukan cuma karena toolbar situs ini pindah2 mulu, juga banyak anonymous applications yang ngebajak profile manusia manusia yang tidak bersalah. Padahal mereka nggak berhak ngebajak walaupun pengguna application nya memperbolehkan. Itu tindak kriminal!

Dulu, kita cuma bisa nge-like photos, posts and statuses. Sekarang? We can like the comment loh! Dear Mark Zuckerburg, WHAT WERE YOU THINKING? I mean, liking a comment is not appropriate. We comment or like a status or a post or a photo because we do like them or just giving some reviews about those stuff. Seriously (gue serius banget ya, padahal gue juga pernah nge-like comment. Dasar anak goblok lu git). I wrote a status this morning, and that's what I'm talking about;

...dan gue pun terharu bahwa yang nge-like commentnya bukan nyokap gue.

Nge-like post itu cuma bikin notification tambah banyak. Hal inilah hal yang paling annoying. E-mail terus terusan dateng ke inbox yahoo gue dan rekornya, ada 2000 e-mail dari Facebook cuma untuk mengingatkan gue kalo notification profile gue udah banyak banget. Stress.

Sebenernya bukan cuma itu alesan gue kenapa profile Facebook gue sepi kayak kuburan, tapi gara gara banyak alay mulai menjajah Facebook. Ngga bohong. Ada beberapa temen gue yang alay nge-add gue. Nggak enak kan, ignoring a friend request from your old schoolmate? Kesannya kita ngga peduli sama dia. Walaupun alay dia juga temen kita. Pada akhirnya gue dengan berat hati accept friend requestnya.

Yang sering gue bingung, adalah anonymous people yang punya banyak mutual friends ke gue. Gue aja nggak kenal, kenapa mutual friendsnya banyak sekali? Apa gara gara cuma pengen nge-add gue as their friend, supaya diterima mutual friendsnya dibanyak banyakin? Repot amat ya. Perasaan gue nggak eksis eksis ini (GR abis ya gue).

Most of all, people is on Facebook to show other people kalo mereka itu 'gaul'. But they're fakes. Fake. Fake. FAKE. Even, ada orang yang mau ngebuat status gini saking keselnya sama fakers;
I got this picture from Tumblr. I totally agree with this. I want everyone to see it.

Sadarlah kalian yang masih aktif sama Facebook tentang hal hal yang gue tulis di atas. If you're a faker, stop faking everything and be yourself. Jelas jelas gue nulis ini buat kebaikan kalian semua. Maaf kalo dari pertama post diselingi jayusan tapi terakhirnya...

Gila. Gue pegel nulisnya. Maaf kalo ada salah salah kata dan maaf kalo tiba tiba ngga nyambung (maafin dong, lebaran ini). Thanks ya udah ngebaca post post gue yang nggak penting penting banget. Thank you so much! xoxo (yang ini gue bercanda. I'm not a kisser dan nge-hug orang pun jarang hehehe) :]

No comments:

Post a Comment